Boyolali – Pagi yang sangat cerah di masjid MTsN 2 Boyolali, lantunan sholawat terdengar syahdu mengalun harmoni dengan suara merdu Ustadzah Lutfiah Munir dan semua warga MTsN 2 Boyolali.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa (1/11/2022 ), semua peserta didik keluar dari kelas masing-masing menuju masjid MTsN 2 Boyolali, untuk mengikuti pengajian Ustad Abdul Wakhid S.Pd.I dan sholawatan bersama Ustadzah Lutfiah Munir. Acara ini merupakan puncak rangkaian kegiatan Milad ke 55 Tahun 2022.
Kepala MTsN 2 Drs. H. Nur Hasan, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama berbagai pihak dan dalam rangka wujud rasa syukur usia MTsN 2 Boyolali yang sudah memasuki 55 tahun. Kami memohon doa agar para peserta didik dapat menjadi pribadi-pribadi yang mencintai Rasullullah dan dapat mengemban amanah ilmu yang mereka dapatkan di pembelajaran, sehingga dapat menjadi manusia yang memberikan manfaat, “ungkapnya.
Kegiatan pengajian dan sholawat ini diharapkan dapat menjadi upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah dan kehidupan siswa yang damai, tentram dan harmonis, karena majelis ilmu ini adalah majelis yang mulia. “Mudah-mudahan kita mendapatkan kemuliaan dan keberkahan”, harapnya.
Setelah bersholawat bersama, para peserta mendengarkan pengajian oleh Ustad Abdul Wakhid. Inti pengajian para peserta didik diingatkan kembali tentang istilah Jawa “ Jowo di gowo, Arab di garap, Barat di ruwat”. “Ini adalah salah satu pesan dari para leluhur yang diwariskan kepada kita sebagai warga negara Indonesia, khususnya orang Jawa.” Jelasnya Jowo digowo (Jawa dibawa) yang artinya, kemanapun dan dimanapun, budi pekerti itu harus selalu dibawa/diterapkan. Jangan sampai menjadi “Wong Jowo kang ilang Jawane”. Jowo di sini bermakna Subosito (Tatakrama).
Arab digarap yang artinya, jangan langsung dipakai begitu saja apa-apa yang berasal dari Arab, tetapi lebih dulu harus dipelajari, dimengerti, dan dipahami. Hal ini terutama untuk kaum Muslimin harus bisa membedakan mana yang budaya Arab, dan mana yang merupakan ajaran Islam. Tidak semua yang Arab itu Islam.
Barat diruwat, ini kadarnya lebih rumit daripada menggarap. Apa yang datang dari barat itu harus diruwat, sesuai atau tidak dengan budaya dan ajaran kita. Jika tidak sesuai, maka harus dibuang. Jika masih ada kesesuaian, kita lihat lagi hasilnya, bermanfaat atau tidak bagi kita. Jadi tidak cuma sekedar ambil yang baik dan buang yang buruk.
“Oleh karena itu, para peserta didik sebagai generasi penerus diharapkan harus tetap menghormati Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya agama Islam beserta segala perangkatnya. Sebagai bagian dari pergaulan internasional kita harus bisa terbuka dengan segala yang datang dari barat, kita ambil yang baik, kita buang yang buruk. Sebagai orang Jawa (nusantara), kita harus tetap membumi dimana kita ada dan mengada,“pungkasnya.
Acara puncak Milad dilanjutkan dengan pembagian santunan 40 anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu kelas 7, 8 dan 9. Penyerahan santunan diiringi dengan lantunan sholawat semua peserta didik sehingga suasana makin hening dan khidmat.
Kemudian acara dilanjutkan pembagian hadiah berbagai lomba yang sudah di gelar pada hari Sabtu (29/10/2022). Dan juga ada pembagian hadiah berupa uang saku kepada 24 peserta didik berprestasi dan teladan dari Koperasi Siswa ‘Kejujuran” MTsN 2 Boyolali. Nampak barisan para juara tersenyum pertanda senang menerima hadiah. Selanjutnya kegiatan di tutup dengan penampilan beberapa lagu yang indah oleh group Hadrah MTsN 2 Boyolali. (AA)