MADRASAH SEBAGAI LABORATORIUM MODERASI BERAGAMA

Selasa (5/10/2021) MTsN 2 Boyolali melaksanakan giat sosialisasi moderasi beragama untuk pendidik dan tenaga kependidikan.  Ketua penyelenggara Drs. H. Nur Hasan, M.Pd dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Kakankemenag Boyolali. “Semoga kehadiran beliau di MTsN 2 ini membawa kemajuan serta keberkahan,” yang diAamiinkan para peserta yang hadir.

Drs. H. Nur Hasan, M.Pd juga menambahkan bahwa di tengah masyarakat kita yang majemuk, diperlukan pemahaman agama yang moderat, yang inklusif dan toleran. Dunia pendidikan, khususnya madrasah menjadi pilar utama untuk diseminasi (menyemaikan), sekaligus influence (pengaruh) yang membawa kebaikan ke depannya. Karena madrasah merupakan institusi penjaga sekaligus benteng moral, pembinaan akhlak dan karakter karimah. Saya berharap, semua ASN di lingkungannya masing masing menjadi inspirator sekaligus penggerak untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan yang moderat. Pungkasnya.

 

Sementara itu, KasiPenmad Drs. H. Sauman, M.Ag memberikan penekanan untuk selain memahami, juga mengamalkan penguatan  moderasi beragama secara sistematis, terstruktur dan massif. Kenapa ini penting? Kemajuan teknologi utamanya dalam bidang informasi juga membawa dampak negatif dengan mudahnya setiap orang mengakses dan memperoleh pengetahuan terkait budaya trans nasional, dimana negara bangsa dianggap tidak penting.

Ini harus diantisipasi, dengan jalan apa? Yakni menanamkan moderasi beragama sehingga diharapkan muncul sikap komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan penghargaan atas nilai nilai kearifan lokal (local genius). Dengan demikian, menjadi keniscayaan/keharusan bagi tenaga pendidik untuk memasukkan materi moderasi beragama ini sehingga para peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup untuk memfilter/menyaring paham radikal dan intoleran.

Penguatan moderasi beragama ini menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama RI. Roadmap/peta jalannya sudah disusun untuk dijadikan acuan/ pedoman. Secara operasional, Kemenag sudah menerbitkan Peraturan Menteri Agama RI nomor 18, Tahun 2020 tentang Renstra Kementrian Agama 2020-2024.’ ungkap Kakan Kemenag Boyolali Drs. H. Hanif Hanani, SH. MH.

Kakankemenag juga menambahkan dalam implementasinya, Madrasah sebagai institusi pendidikan akan menjadi pilar/pondasi yang menguatkan sekaligus Laboratorium moderasi beragama.

Acara yang dipandu oleh Hj Zulfanah Diana S.Ag ini berlangsung penuh hikmah, dan dialogis dimana peserta antusias menyimak dan mengikuti jalanya kegiatan. Dalam simpulannya Zulfa menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru madrasah agar tidak hanya bisa beradaptasi terhadap perubahan. Tetapi lebih jauh selalu meng up grade kualitas, kreativitas dan inovasi. Slogan “Madrasah lebih baik, lebih baik Madrasah” sebagai pemantik tidak hanya cakap dalam pengetahuan, tetapi juga berakhlakul karimah (Tim Media)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *